Pondasi-pondasi Gereja

Perjalanan Cimanggis-Kramat Lontar  terasa lebih panjang. Antrian macet masuk di pintu tol membuat saya pesimis akan sampai tepat waktu di gereja. Lirik sebentar jam digital di handphone, 16.15. 

Saya punya waktu sedikitnya 1 jam untuk sampai rumah dan bersiap untuk bertemu bocah-bocah sekolah minggu. Berita bom bunuh diri jadi topik menarik sore itu, lumayan juga menghilangkan ngantuk saat macet. 

Cherly bercerita tentang sebuah tulisan pembakaran dan pemboman gereja, inti dari tulisan itu adalah gereja hanya bangunan tempat kita beribadah. Gereja yang sesungguhnya adalah tubuh kita. Dan kita tidak semestinya ribut saat gereja di bakar atau dibom.
Tulisan yang sangat inspiratif. 

Tapi bagaimana jika salah satu korban pembakaran itu adalah keluarga kita? entahlah, saya tidak bisa bersikap paling bijak dan akan berkata "Tuhan tau yang terbaik untuk anakNya, kita sabar dan tetap berdoa"... 

Bagaimanapun, sisi manusia yang pemberontak tetap haus untuk menuntut balas. Walau itu tak akan merubah apapun. Toh keluarga kita tidak akan kembali makan bersama-sama kita. Gedung gereja pun telah menjadi puing. 

Lalu???
Banyak sekali pertanyaan, 
bagaimana kerja aparat? 
apakah pemerintah hanya sebatas mengutuk? 
apakah kutuk masih berlaku di jaman modern seperti ini?
Jangan terlalu mengandalkan manusia. Karna hanya akan kecewa.


Semua orang tentu pernah merasa kehilangan, entah itu benda atau seseorang bahkan beberapa orang yang disayang. 

Cara kehilangan berbeda tiap orang tentunya. Benda tersayang dicuri, hilang, atau terjatuh entah dimana, sama saja dengan ketika teleponmu berbunyi saat pagi, suara asing diseberang memberi kabar pacar, suami, istri, anak, adik, kakak, sepupu, tante, om, kakek, sahabat, pembantu, tentanggamu meninggal dunia ditabrak bis luarkota yang sedang melaju kencang. 

Sangat tidak fair menyamakan nyawa manusi dengan benda, tapi memang jika ini menyangkut masalah hati, semua terasa sama derajatnya. 

Seorang bocah kecil yang menangis karna kehilangan satu-satunya mobil-mobilan sama tingkatan sedihnya ketika tantemu terisak saat suaminya meninggal dunia. Mereka berdua sama-sama merasa kehilangan. Ada bagian dari hidup ini yang pergi. dan itu sangat sulit digantikan.


Dan saat kembali pada masalah gedung gereja yang dibom, bagaimana kedekatan kita dengan sebuah gedung dengan ruangan luas didalamnya berisikan kursi-kursi panjang itulah yang harus di uji. Apakah sebuah gedung yang hancur dapat membuat Tuhan kehilangan tempat bersemayam?

Kendaraan disekitar mulai bergerak, tinggal stengah jam lagi kami sudah harus sampai di rumah. Berpikir tentang gedung gereja yang di bom, dibakar atau apalah tidak akan ada habisnya.. Toh memang gedung itu hanya kumpulan semen pasir yang di cat menjadi indah. Kalau meledak?? Bangun lagi yang baru. 

Allah kita kan Allah yang punya segalanya. Itu aja kok repot. Tiap perbuatan kan ada konsekuensi masing-masing. Yang terjadi yah terjadilah.

Jam 18.30, saya sampai ditengah-tengah bocah-bocah yang susah di atur itu, mereka tersenyum dan menghampiri saya, mereka mencium tangan saya. Saya salut dengan kebiasaan mencium tangan ini, banyak orang yang mengkotakkan kebiasaan ini hanya milik agama tertentu. pikiran yang sempit menurut saya. Ini sikap yang menunjukkan rasa hormat.

Saat mata-mata mereka menatap saya dengan penuh semangat, ada rasa haru penuh kasih dalam hati ini. Mereka haus dan lapar, penasaran apa lagi yang akan diceritakan minggu ini. Games apalagi minggu ini. 

Sangat bahagia melihat wajah-wajah kecil didepan saya ini. Saya senang saya punya kesempatan dan dipercayakan berdiri didepan mereka.

Saya bukan seorang teologi, saya juga bukan pembicara yang hebat. tapi Tuhan mempercayakan saya untuk membina anak-anak ini yang adalah pondasi-pondasi gereja agar menjadi pondasi yang kokoh untuk membangun sebuah gereja. 

Selamat melayani untuk seluruh guru-guru sekolah minggu.
Tuhan Yesus memberkati




26 September 2011











Comments

  1. bekerja terus melayani Tuhan percayalah bahwa jerih payahmu tidak sia sia.Papa Mama bangga atas pelayanan elta,terus melayani dengan penuh sukacita ,lakukan itu sebagai rasa trerima kasihmu kepada Tuhan yang telah dan terus menopang Elta dalm seluruh perjalan hidup.Cium manis dari papa mama buat adolf,syalom .Tuhan Yesus memberkati.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Beberapa sendok susu dengan sedikit kopi..

YES, IAM A LUCKY BASTARD!!

Jejaka-jejaka bercelana gantung yang Tuhan kirim