YES, IAM A LUCKY BASTARD!!

Badan ini masih saja pada posisi agak sedikit miring. Perut masih terasa menikam-nikan dari dalam.
Dari tadi malam sakit ini saya rasa. Sulit tidur diposisi manapun. 
Tidak kompak antara badan dan pikiran.
Saya benar-benar tidak merasa sehat.
Kalau sudah begini saya tidak merasa terlalu beruntung seperti yang sering di bilang teman-teman saya.
"elo itu, lucky bastard!!"



Oya? se "lucky" itukah saya di mata teman-teman saya?


Saya jadi ingat sebuah percakapan antara saya dan beberapa teman. Percakapan biasa, curahan hati mahasiswa-mahasiswa sebuah sekolah tinggi seni. Isinya yah masih seputar kehidupan sehari-hari. 
Ribut dengan ibu, merasa bosan dengan ayah.
Seperti itulah.
Saya ingat benar seorang teman mempermasalahkan berat badannya, yang menurut saya ideal. Tapi memang dasar perempuan, kalau tidak mengeluh kami merasa kurang diperhatikan, Hehehe..
Teman saya bilang dia jadi gemuk gara-gara stress. Makannya jadi banyak.
Nah loh?? 
Jadi kesimpulan untuk saya adalah, stress bikin makan jadi banyak.


Nah yang jadi masalah buat saya saat itu adalah Saya tidak pernah merasakan stress. Bagaimana saya bisa banyak makan??


Boleh dibilang, hidup saya "lempeng-lempeng aja"
Bertumbuh dengan kasih sayang yang besar.
Kebutuhan yang selalu tercukupi.
Sekolah di tempat favorit.
Apa lagi yang harus bikin saya stress?
Nilai disekolah yah rata-ratalah.
Saya bukan murid rajin. Pemalas juga tidak. Hanya terlalu tidak mau tau.
Jelas berbeda kan?
Orangtua juga sepertinya tidak pernah menuntut saya harus punya nilai yang bagus. 
Kalau bisa ditebak isi otak mereka, mungkin mereka bilang "yah, yang penting naik kelaslah".
hehehe...sesimple itulah mereka menurut saya.


Masalah kuliahpun, terserah saya mau kuliah dimana. 
Tidak banyak perdebatan. Hanya sedikit argumen yang ditumpahkan lewat tulisan, mengapa saya mau kuliah ditempat itu.
Jadi bisa dikata seluruh hidup saya tidak ada stress.

Iam lucky?
Yes iam.
Bukan kelewat percaya diri, tapi buat apa menempatkan pikiran bahwa kita orang yang tidak terlalu beruntung.
Pikiran kita yang membentuk hidup kita bukan?


Ketika saya ditempa kesulitan, saya masih merasa beruntung karena pengalaman pahit membentuk saya jadi lebih baik. Jadi saya tetap saja beruntung.
Jika boleh menilai segala perkara yang terjadi disekitar saya, banyak sekali orang yang merasa dirinya kurang beruntung.
Entah itu karena ekspetasi yang terlalu tinggi ataukah mereka belum sadar ada keberuntungan terselubung dari "sial" yang datang tanpa henti.
Yah, beruntungnya dia masih tetap hidup untuk nanti berbagi pengalaman tentang kegagalan. Coba saja kalau tidak ada orang-orang yang sering sial, kita tidak pernah tau cerita-cerita seru tentang keberhasilan.


Saya dan kamu punya hari-hari yang mungkin berbeda, tapi kita punya hati yang selalu punya satu tujuan. BAHAGIA.
Ingat saja kalau selama kita yakin ada Tuhan, dimana kita berdiri pasti beruntung. 
Masalah terlalu banyak cacing dibawah kaki, aahh..injak saja dengan sepatumu. Terus saja berdiri dan maju saat harus maju sambil terus ngomong "YES, IAM A LUCKY BASTARD!!"




JAKARTA, 22 MEI 2012














Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Beberapa sendok susu dengan sedikit kopi..

Jejaka-jejaka bercelana gantung yang Tuhan kirim