bijaksana atau bagaimana?aahh...apa sajalah!!
Keajaiban kecil yang tertanggung hanya berputar-putar tak jelas hendak kemana.. ada satu pertanyaaan sederhana yang terus memutar-mutar di otakku.. bagaimana aku akan pergi nanti? berbicara pada lawan main hanya bertahan beberapa detik, selebihnya kembali lagi untuk berperang dengan urat nadi dan syaraf otak yang mulai melelh karna terpaan angin malam. aduh, seandainya mata ini bisa kugadaikan kepada penjual sepeda itu pastilah pohon akan mengayunkan dahannya tanpa mau berpikir kapan dia akan mati.