KERANG DAN HATI

Sore ini kita datang sedikit lebih awal ke pantai, meskipun kita memang sudah janjian bersama-sama orangtua murid untuk 'pele' bersama nanti malam. yah pele itu suatu kegiatan tradisional masyarakat pesisir kala laut sedang surut hingga malam. kegiatan tersebut di tentukan dengan naik dan turunnya bulan. kala bulan sabit, bulan akan lebih sore terlihat dan saat  itulah laut mulai surut. Laut akan kembali naik saat bulan mulai turun. ketika purnama malah sebaliknya, laut akan surut sore dan akan kembali pasang saat bulan bulat sempurna mulai naik. saya suka turun ke laut kala purnama, karna saat air mulai pasang bulannya terlihat sangat besar dan menakjubkan.
nah ketika saya dan fany mulai menyisir pantai, fany mulai memungut cankang kerang yang berwarna.
saya tanya ke dia "lu mau bawa kapan itu? kan tar kita masuk laut. itu mau simpan dimana?"
kenapa saya tanya, ya maklum saja, nanti ketika kami masuk laut yang kami bawa itu hanya sosorok atau keranjang untuk menaruh hasil tangkapan. kalau sosorok itu sudah berat dengan kulit kerang yah malah bikin beban.
fany memutuskan untuk menyimpan saja kerang itu di pantai dan berniat nanti atau besok baru diambil. Kami pun meletakkan kerang yang dipungut di dekat tempat kami duduk menunggu orangtua murid yang akan datang. Tidak berapa lama ka etta muncul, cuma untuk melihat kami. Fany menitipkan kerangnya pada ka etta untuk dibawa pulang duluan saat kami nanti mulai pele.
mama yati, orangtua murid, berjalan menuju kami. bersama-sama kamipun mulai masuk ke laut. setelah sekitar 2 jam mencari dan berhasil mendapat 9 gurita, 2 belut, 1 ikan kerapu dan puluhan ikan kecil-kecil, kamipun pulang dikarnakan bulanpun semakin turun. sesampainya kami di sekolah, fany langsung bertanya pada ka etta tentang kerang yang dititip. ternyata ka etta lupa bawa dan kerangnya masih di pantai.
saya mulai berpikir tentang hal memungut kerang tadi, bagaimana dalam hidup kita senang sekali mengambil banyak keputusan-keputusan. Ada yang memang berguna sampai lama, ada yang malah berhenti di tengah jalan. Fany mengambil kerang itu karna menurut dia warnanya bagus. Padahal kami punya puluhan cangkang kerang yang sering kami kumpulkan saat ke pantai.
tapi yang terjadi akhirnya kerang bagus itu toh tidak dipertahankan sampai dibawa pulang. entah besok masih bertemu lagi atau tidak. Seperti halnya memilih dan mempertahankan orang yang kita tetapkan sebagai pasangan hidup. Saat kita yakin, apapun kendala pasti ada cara. seperti kerang tadi, rasanya kalau kerang itu memang dianggap sangat berarti untuk dibawa pulang, pastinya tidak akan jadi beban selama 2 jam di dalam keranjang. Tapi karna memang sudah ada rasa "ah masih banyak kerang yang lain", tidak ada usaha untuk tetap membawa kerang itu terus.

kerang dan hati..dua hal yang tidak berbeda dalam hal ini. kalau hatimu bilang untuk terus bertahan dengan orang tekasih, ya itu karna dipikiranmu sudah tidak ada lagi orang untukmu selain dia, tandanya dia memang berarti.
Namun ketika berlaku sebaliknya, hentikan omongkosong dan mulailah mencari kerang-kerang lain sampai entah kapan..kamu yang tentukan. Karna akan ada jutaan kerang dengan bentuk dan warna menakjubkan di luar sana, yang akan selalu membuatmu terpesona. persoalannya, kamu masih mau terus mencari dan akhirnya hanya sekedar menyusun banyak kerang dalam bingkai, atau mulai menghias kerang yang sudah kamu punya sehingga terlihat lebih luar biasa dan membanggakan... itu pilihan bebas.
Saya pilih bertahan dengan apa yang saya miliki sekarang.. sampai kami sama-sama pulang dan menghiasi tembok hidup kami.

Comments

Popular posts from this blog

Negeri monyet-moyet kecil

Jejaka-jejaka bercelana gantung yang Tuhan kirim