5 menit di Raden Saleh

Sore itu seperti sore-sore sebelumnya, dari rumah, memutar ke sentiong. Disitu agak sedikit terhambat oleh antrian kendaraan yang melintasi rel kereta. belok kiri dan masuk ke jalan utama. Mengambil jalur kanan
dan berbelok. Raden saleh, satu jalan dua arah yang pasti saya lewati setiap selasa, rabu dan kamis..yayayay...pendek kata ini adalah rute antara rumah-kampus postgraduate saya. 
Dan seperti biasanya, saya memilih untuk mendegarkan ipod melalui earphone dengan volume maksimal, sembari menghayalkan banyak hal. tentu ini salah satu cara membunuh kebosanan saat macet. Tapi baru 1 bulan terakhir ini saya benar-benar meniadakan ipod dan memperhatikan ada apa saja di jalan Raden saleh ini..
Mata ini menangkap sudut jalan sebelum belokan ke kiri arah cikini. ada 1 keluarga penghuni gerobak tanpa nomer yang terlihat sedang bergurau dengan asiknya. pria yang terlihat paling tua itu pastilah ayah dari 4 orang anak kecil ini. Wanitanya terlihat lebih berisi dari suaminya. dia sedang tertawa mendengarkan sang pria bercerita. Entah apa yang mereka bicarakan, saya tersenyum sendiri. berusaha menebak-nebak kira-kira apa topik asik itu. 
Sang pria  masih saja bercerita, hampir 5 menit berlalu ketika kendaraan didepan mobil saya mulai bergerak. sengaja saya perlambat sambil terus memperhatikan ekspresi bahagia keluarga itu. dan woaahh...i droped a tears!!
Dalam perjalanan  saya terus terbayang bagaimana mereka tertawa bersama, anak-anak yang bermain dengan trotoar sebagai arena main. lalu lalang kendaraan mungkin saja jadi hiburan mereka. Wajah-wajah itu sangat tanpa beban. 
Diam-diam saya merasa malu dengan diri sendiri yang jarang merasa bahagia dengan apa yang sudah ada. Selalu protes dengan ketidaksempurnaan.
Marah besar saat keinginan tidak tercapai.
aaarrrrgghhhh.......shame on me!!!
Dan saat malam harinya ketika akan kembali ke rumah, saya kembali lagi melewati Raden saleh. keluarga itu sudah terlelap. tanpa alas, tanpa selimut. berbaring rapi. gerobak tanpa nomer itu hanya tempat menaruh barang mereka. 
mungkin juga banyak kisah seperti ini. tapi apa yang dipelajari oleh tiap orang pastilah berbeda. 
Saya kagum, sangat kagum. 

5 menit saat sore di Raden saleh telah mengajarkan banyak hal pada saya.

Jakarta, 4 september 2011

Comments

Popular posts from this blog

Jejaka-jejaka bercelana gantung yang Tuhan kirim

Beberapa sendok susu dengan sedikit kopi..