Menyerah untuk Menyerang
Jaman kecil dulu ada satu permainan yang disebut "MAEN BENTENG". Permainannya sangat sederhana, dua kubu dengan masing-masing anggota akan saling menyerang dan menangkap.
Apabila anggota kubu lawan tertangkap maka akan dimasukkan penjara. Nah nanti sisa orang yang anggotanya sudah tertangkap harus membebaskan temannya yang dipenjara.
Namun ada satu syarat yang tidak bisa ditawar. Benteng yang menjadi markas kita (biasanya ditandai dengan sebongkah batu berukuran sedang) , tidak boleh dibiarkan kosong alias harus ada 1 orang yang tetap menjaga benteng itu. Jangan sampai tim lawan menginjak dan mereka menang!!!
Dapat dibayangkan jika ada 4 orang dalam satu tim, 3 orang sudah dipenjara. Otomatis satu orang yang tersisa itu harus secara bersamaan berusaha membebaskan tim yang ditahan dan juga menjaga benteng. Sangat sulit, karena dalam waktu yang sama juga tim lawan sedang menyerang untuk menduduki benteng.
Bagi tim yang hanya tinggal seorang diri, pilihannya hanya dua.
MENYERAH atau MENYERANG sampai benar-benar terbukti kalah.
Buat yang pilih menyerah, mungkin dia tidak lagi merasakan pentingnya apa yang dia pertahankan. Bagi dia menjaga benteng itu tugas bersama, bukan cuma seorang diri. Jadi saat yang lain ditangkap berarti sudah bukan kewajibannya untuk tetap berdiri dan bertahan.
Mungkin juga dia sudah terlalu lelah berjuang, tak ada hasil. Orang-orang kebanyakan juga akan menyerah jika sudah seorang diri berjuang. CARI MATI katanya.
4 Jempol untuk sang pejuang tanpa henti. Memilih tetap menyerang bahkan saat tinggal seorang diri.
Masalahnya, mana ada manusia seperti itu???
Nyerah ajalah!!!Daripada mati konyol dan jadi bahan lelucon musuh!!!
hehehehe....
Menyerah dan Menyerang, dua kata yang sama-sama berawal dengan huruf M...7 huruf depanpun sama bunyinya. Hanya berbeda pada akhirnya.
Dua kata ini seperti kakak beradik beda sifat yang dipisahkan orangtuanya. Dititipkan pada panti asuhan yang juga berbeda dan berjauhan jaraknya. Mereka tidak pernah bertemu, mereka otomatis tidak akrab.
Ada apa dengan 2 kata ini?? Kenapa juga harus ada pengertian seperti ini??Jika saja tidak ada pertentangan, pasti 2 kata ini tidak pernah akan dipakai. Bahkan tidak pernah diciptakan.
Saya sekedar menulis hal kecil ini hanya untuk refleksi pada diri sendiri makna 2 kata ini. Dan mana yang akan saya pilih di situasi bodoh yang sedang bergejolak saat ini.
Atau saya mungkin memilih tidak memakai kedua kata ini.
Atau saya mungkin memilih tidak memakai kedua kata ini.
Bisa tidak kita damaikan kedua kata itu??
hey Menyerah, jabat tangan adikmu. Peluk dia.
hey Menyerang, cium tangan kakakmu. Rengkuh dia lebih erat lagi.
Mungkin sebaiknya kalian tinggal saja bersama dengan satu nama yang lebih enak didengar.
Apa sajalah, yang penting tidak bikin sakit hati.
Apa sajalah, yang penting tidak bikin sakit hati.
Sekarang kita bisa lihat keduanya saling menatap dan bersandar.
Mungkin diotak mereka ada 1 pertanyaan yang sama.
"Mengapa tidak dari dulu ya?"
Jakarta, 25 November 2011
sukaaaaaaaaaaaaaaa :)
ReplyDeletemakasi namone tana... :)
ReplyDelete