P.A.P.A

"jadi orangtua itu terus berpikir tentang anaknya. Bagaimana saat anak itu lahir, bagaiman dia bertumbuh, bagaimana dia belajar, dimana dia kerja, siapa pendamping hidupnya, bagaimana dia diperlakukan saat menikah, apakah dia sehat, apakah dia bahagia...Orangtua hanya akan berhenti berpikir tentang anaknya apabila orangtua meninggal"

Kalimat papa itu saya dengar kira-kira saat SMA atau sedang kuliah. Entahlah di kesempatan apa.
Tapi itulah yang saya ingat selalu.
Buat saya, papa saya itu adalah

seorang papa yang selalu memakai perumpamaan dalam menjelaskan sesuatu..
Seorang papa yang memilih diam dan larut dalam skenario khawatir tentang keluarganya.
Seorang papa yang selalu ada waktu untuk berbagi ilmu dan cerita hidup.
Seorang papa yang punya ekspetasi tinggi dan berusaha tidak kecewa saat hal itu terlambat terjadi.
Seorang papa yang selalu punya selera humor dan membuat kami terbahak.
Seorang papa yang selalu berusaha menghargai segala bentuk pekerjaan.
Seorang papa yang tidak pernah berhenti mendorong anak-anaknya untuk menjadi manusia hebat.
Seorang papa yang mengobati rindu perempuan kecilnya dengan boneka satwa yang selalu putih
Seorang papa yang menularkan cara membelai dengan sayang.
Seorang papa yang suka takut melihat istrinya bertanding.
Seorang papa yang punya sejuta gagasan tentang hal-hal yang dia cintai.
Seorang papa yang selalu bertanya "jadi bagaimana rencana ke depan?"
Seorang papa yang mengajarkan bagaimana itu memberi.
Seorang papa yang rela melakukan apa saja untuk keluarganya.
Seorang papa yang cepat gugup saat badan sang anak mulai panas
Seorang papa yang tidak berselera dengan makanan modern.
Seorang papa yang selalu berusaha tidak membuat repot istrinya, walau kadang gagal.
Seorang papa yang senang memegang kepala anaknya.
Seorang papa yang dalam berdirinya dengan kedua tangan di kepal di belakang. Ah itu pasti sedang ada ide.

Seorang papa yang selalu membuat kami bangga menjadi anaknya.

Yah begitulah mine papa...

sehaaat selaluuu Pak Pit..